TUKAR DUID

12.16.2011

Warning Graphic Content, Hukum Pancung Ruyati

Algojo di arab saudi yg menghukum Mati ruyati

12.14.2011

Kehilangan Jejak Sjafruddin di Anyer

kli
Senin, 21/11/2011 10:00 WIB

Pemberontak Jadi Pahlawan

Kehilangan Jejak Sjafruddin di Anyer

M. Rizal - detikNews
Jakarta - Masyarakat Banten banyak yang terheran-heran Sjafruddin Prawiranegara diangkat sebagai pahlawan nasional atas usul Pemerintah Banten. Banyak warga Banten beranggapan Sjafruddin merupakan orang Minangkabau, Sumatera.

Sesungguhnya pria yang akhirnya ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 8 November 2011 ini kelahiran Banten. Sjafruddin lahir di Anyer Kidul, Serang, Banten pada 28 Februari 1911.

Ayah Sjafruddin Raden Arsjad Prawiraatmadja, keturunan Sultan Banten. Sang ibu, Nur Aini binti Mas Abidin Mangundiwirya, anak pejabat pangreh praja Banten.

Meski demikian, anggapan Sjafruddin merupakan orang Minang tidak terlalu salah. Kakek buyut pria yang biasa dipanggil Kuding itu, Sutan Alamintan yang berasal dari lingkungan Kerajaan Pagaruyung Minang.

Sutan Alamintan mengorganisasi rakyat melawan Belanda dalam Perang Paderi. Perang Paderi ini terkenal dengan pemimpinnya Tuanku Imam Bonjol. Setelah ditangkap Belanda Sutan Alamintan dibuang ke Banten.

"Sutan Alam Intan adalah orang pertama yang datang ke Anyer, Banten karena dibuang setelah ditangkap Belanda," kata ahli sejarah Nadjamudin Busro. Nadjamudin menikah dengan keponakan Sjafruddin.

Sutan Alam Intan ini lalu menikah dengan seorang wanita bangsawan keturunan Kasultaan Banten. Dari hasil pernikahannya itu lalu lahirlah kakek Sjafruddin.

Dari keluarganya, darah Sjafrudin memang darah pejuang. Tidak cuma sang kakek yang melawan Belanda. Saat Sjafruddin berumur 12 tahun, sang ayah yang merupakan seorang jaksa juga dibuang ke Kediri, Jawa Timur, karena dianggap memihak pribumi.

Raden Arsjad sebagai pejabat pemerintah Belanda menolak duduk bersila di lantai saat memberi laporan kepada pejabat Belanda. Duduk bersila dan memakai bahasa Sunda halus saat itu sudah menjadi aturan baku bagi pejabat pribumi bila berhadapan dengan penguasa Belanda. Namun Arsjad menentang aturan tersebut.

Saat sang ayah dibuang ke Kediri, Sjafrudin pun mengikutinya. Dengan begitu, masa hidup presiden kedua RI yang memimpin 207 hari Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) ini tidak banyak dilewatkan di Banten. Tidak mengherankan bila kita akan kesulitan untuk menemukan jejak Sjafruddin di kota Jawara tersebut.

"Di sini tidak dikenal. Lah dia saja belajar Islam bukan di Banten, tapi belajar Islam di Sumatera Barat sampai dewasa dan memimpin PDRI dan PRRI saat itu," terang Nadjmudin.

Tidak mengherankan bila pemberian gelar pahlawan nasional kepada Sjafruddin pun mengejutkan masyarakat Banten. Mayoritas masyarakat Banten baru mengetahui bila pria yang memimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) ini merupakan orang Banten.

"Ketika ada pemberian gelar pahlawan itu banyak juga masyarakat kaget ada orang Banten (Safruddin) mendapatkan gelar itu," kata pengamat politik dan pengajar di FISIP Universitas Tirtayasa Serang, Gandung Ismanto.

Sejumlah pegawai di Kelurahan Cikoneng, Anyer Kidul, Serang misalnya banyak yang tidak tahu sosok Sjafruddin. Pegawai lainnya mengatakan baru tahu soal Sjafruddin setelah membaca berita soal penghargaan pahlawan nasional.

"Karenanya apresiasi masyarakat Banten atas penghargaan ini kurang begitu disambut meriah, kecuali keluarga sendiri, keturunan Kasultanan Banten, masyarat elitnya atau pemerintah daerah Banten sendiri," ungkap Gandung.

Hanya saja, sejak adanya pemberitaan pemberian gelar pahlawan nasional itu, tidak sedikit masyarakat Banten saat ini mencari tahu informasi soal sosok Sjafruddin. "Selama ini memori orang Banten lebih hafal dengan legenda soal Kasultanan Banten dan yang lainnya. Nah, sekarang mereka tahu ada putra Banten yang mendapatkan gelar pahlawan nasional, justru ini membangkitkan dan menambah semangat tersendiri," ujar Gandung.

Selain itu, ketidaktahuan masyarakat juga diakibatkan lamanya sosok Sjafruddin dilupakan dalam sejarah kemerdekaan RI. Kehidupannya semakin dikucilkan dari ruang publik ketika dijebloskan penjara dengan cap pemberontak karena terlibat Pemerintah Revolusioner RI (PRRI) oleh Presiden Soekarno.

Bahkan, ketika Presiden Soeharto pun sosok yang satu ini pun dianggap musuh, karena sering mengkritisi kebijakan Orde Baru. Pada Juli 1980, Sjafruddin bersama AM Fatwa, dan Bung Tomo, dilarang memberikan khutbah Idul Fitri dengan alasan kutbah mereka bisa memancin emosi masyarakat. Khutbah Sjafruddin berjudul 'Kembali Pada Pancasila dan UUD 1945' isinya 80 persen soal politik.

Hingga kini belum diketahui langkah Pemerintah Provinsi Banten dalam menyambut pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada putra asal Banten ini. "Ibu (Ratu Atut Chosiyah) sedang di Jakarta mengikuti rapat," kata salah satu ajudan Gubernur Banten, kepada detik+.

Sementara staf Humas Pemprov Banten bernama Ferry mengakui, Gubernur Banten memang akan membuat kebijakan tersendiri terkait pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Sjafruddin. "Tapi Gubernur sedang tidak ada di sini. Beliau masih ada tugas ke Jakarta. Yang jelas kita bergembira akhirnya ada putra Banten yang menjadi pahlawan nasional," terangnya.

(iy/vit)

Warga Lampung Mengadu ke Komisi III Soal Pembantaian 30 Orang


Rabu, 14/12/2011 13:53 WIB

Warga Lampung Mengadu ke Komisi III Soal Pembantaian 30 Orang

Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta
- Sejumlah warga mengadu ke Komisi III DPR mengenai upaya penggusuran terkait perluasan kebun sawit di Mesuji, Lampung. Upaya penggusuran tersebut menggunakan cara kekerasan yang menimbulkan korban jiwa.

"Bangunan ibadat dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat kepolisian yaitu korps brimob melakukan juga pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran," kata pengacara warga Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu (14/12/2011).

Sementara itu mantan anggota DPR Mayjen (Purn) Saurip Kadi, yang ikut mendamping warga mengatakan perusahan perkebunan sawit tersebut mengusir penduduk dengan cara membentuk Pamswakarsa. Hal itu menurutnya untuk membenturkan rakyat dengan rakyat.

"Ketika warga mengadu ke polisi tidak dilayani. Intimidasi dari oknum Kepolisian dan pihak perusahaan sangat masif disana," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut sempat diputar video kekerasan yang dilakukan oleh para Pamswakarsa tersebut. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian yang dilakukan dengan keji. Ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang telah terpenggal.

Selain merekam pembunuhan keji lainnya, video lain memperlihatkan kerusakan rumah penduduk.

Peristiwa ini berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan sawit asal Malaysia sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu, terus menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. Atas kekejian ini, sekitar 30 warga lampung tewas.

(mpr/gah)

Warga Lampung Mengadu ke Komisi III Soal Pembantaian 30 Orang


Rabu, 14/12/2011 13:53 WIB

Warga Lampung Mengadu ke Komisi III Soal Pembantaian 30 Orang

Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta
- Sejumlah warga mengadu ke Komisi III DPR mengenai upaya penggusuran terkait perluasan kebun sawit di Mesuji, Lampung. Upaya penggusuran tersebut menggunakan cara kekerasan yang menimbulkan korban jiwa.

"Bangunan ibadat dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat kepolisian yaitu korps brimob melakukan juga pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran," kata pengacara warga Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu (14/12/2011).

Sementara itu mantan anggota DPR Mayjen (Purn) Saurip Kadi, yang ikut mendamping warga mengatakan perusahan perkebunan sawit tersebut mengusir penduduk dengan cara membentuk Pamswakarsa. Hal itu menurutnya untuk membenturkan rakyat dengan rakyat.

"Ketika warga mengadu ke polisi tidak dilayani. Intimidasi dari oknum Kepolisian dan pihak perusahaan sangat masif disana," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut sempat diputar video kekerasan yang dilakukan oleh para Pamswakarsa tersebut. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian yang dilakukan dengan keji. Ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang telah terpenggal.

Selain merekam pembunuhan keji lainnya, video lain memperlihatkan kerusakan rumah penduduk.

Peristiwa ini berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan sawit asal Malaysia sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu, terus menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. Atas kekejian ini, sekitar 30 warga lampung tewas.

(mpr/gah)

what a wonderful of Love

what a wonderful of Love

RADIO

Hot Radio
Share |

Walaoe poen Hidoep dalam hajat itoe tidak lah moedah namoen djangan lah hidoep diboeat soesah

Walaoe poen Hidoep dalam hajat itoe tidak lah moedah namoen djangan lah hidoep diboeat soesah
Sang Empoenya Boekoe Biroe agar khalayak dipermakloemkan :)

Mesin Pencari Web & Site

Google

Je t'aime la Mer

Je t'aime la Mer

BoeKoeBiroe Stats

Chateau

Chateau

Leave ur message please!


Free shoutbox @ ShoutMix

Negara yang masuk ke Dunia Koe

Add to Technorati Favorites
Powered By Blogger